Konsep Desa Digital di Tulungagung, Jawa Timur tepatnya di Desa Kendalbulur kini telah diresmiskan oleh Abdul Halim Iskandar selaku Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Tranmigrasi (MenDes PDTT) pada Kamis, 29/10/2020.
Upacara penetapan desa digital ini dilaksanakan dengan peletakan batu pertama dalam pengembangan taman wisata edukasi (Nangkula Park) yang dimana taman ini diurus oleh Bumdes. Sebelum desa digital ini diresmikan, Abdul Halim telah mencoba dan memeriksa penggunaan Panic Button sebagai alarm digital untuk menggantikan kentongan manual. Panic Button ini berfungsi untuk menyebarkan informasi darurat kepada masyarakat desa secara online.
Abdul Halim menjelaskan bahwa di masa digital, alarm digital / Panic Button ini akan nyala pada seluruh Handphone masyarakat yang sejatinya sudah diunduh melalui aplikasi playstore. Peresmian desa digital di Kendalbulur ini merupakan salah satu tanda sebagai pelayanan desa yang berbasis teknologi & jaringan yang amat simpel dan cepat.
Konsep Desa Digital di Tulungagung dalam waktu cepat / lambat, desa digital akan menjadi sebuah kebutuhan. Dengan adanya digitalisasi desa, berarti hal ini telah membuktikan bahwa Pemdes ada untuk masyarakat. Dan sistem lama yang sudah digunakan akan terganti dengan teknologi yang baru ini sehingga pelayanan masyarakat akan lebih maksimal.
Sebagai contoh, masyarakat saat ingin mengurus surat kini tidak harus menunggu dengan lama karena lewat aplikasi yang sudah diunduh tersebut, dengan cepat pemerintah desa akan mengurusnya. Sehingga masyarakat tidak harus datang langsung ke kantor pemerintah desa guna mengurus surat yang dibutuhkan, cukup lewat Android saja sudah beres.
Abdul Halim juga menambahkan bahwa hadirnya negara telah direpresentasikan di semua level birokrasi. Baik dari Pemdes, Kabupaten, Provinsi hingga Nasional. Ujung tombak dari mudahnya digitalisasi desa ini merupakan sebuah bukti hadirnya negara untuk masyarakat sehingga masyarakat sangat mudah dalam penggunaan teknologi informasi untuk mengakses layanan publik.
KONSEP DESA DIGITAL DI TULUNGAGUNG, PATUT DICONTOH
Menurut beliau, Aplikasi Desa Digital ini harus ditiru & dijadikan tolok ukur untuk desa-desa lainnya. Abdul Halim juga memberikan pujian pada Desa Kendalbulur & Pemdes mengenai pengelolaan desa digital ini yang dimana telah memberdayakan desa sampai bisa mengembangkan taman edukasi dengan pendapatan omzet mencapai Rp. 1,5 M dalam waktu 4 bulan. Dan taman edukasi ini sudah menyumbangkan pemasukan mencapai Rp. 12 juta.
Kades Desa Kendalbulur, menjelaskan bahwa beliau saat ini telah menggunakan sebuah aplikasi desa dalam melaksanakan pelayanan masyarakat. Aplikasi ini memiliki fitur yang sangat banyak dan sudah dicoba pada 2 RT sehingga masyarakat Desa Kendalbulur mendapat layanan dengan cepat dan mudah. Sangat ingin membuat surat, masyarakat tinggal memilih surat apa yang ingin dibuat, dan hasilnya akan di print di kertas yang nantinya Kades tinggal TTD saja. Notifikasi dalam aplikasi ini akan cepat diketahui Kades karena sudah terkoneksi ke Android Kades.
Seperti aplikasi sistem informasi desa yang satu ini, yaitu Abdi Desa. Abdi Desa merupakan aplikasi layanan masyarakat yang telah melewati uji coba selama 5 tahun lebih, yang dimana didalam aplikasi ini banyak memiliki fitur yang menarik. Seperti membuat surat secara online, membuat peta desa secara mandiri, adanya marketplace desa hingga update berita setiap hari dan masih banyak lainnya. Dengan mengunduh aplikasi Abdi Desa di playstore, Pemdes dan masyarakat akan menikmati kemudahannya hanya dalam satu genggaman saja. Cukup nyaman bukan ? (sumber : liputan 6 / sumber lainnya).
Leave a Reply