PETA DESA DAERAH TERTINGGAL KINI MULAI DIKEMBANGKAN

PETA DESA DAERAH TERTINGGAL KINI MULAI DIKEMBANGKAN

Peta Desa untuk daerah tertinggal kini sudah banyak dikembangkan. Seperti 3 dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini yang telah membuat peta pengembangan untuk desa tertinggal. Peta pengembangan ini dibuat lewat program pengabdian masyarakat untuk melaksanakan pembangunan desa dikemudian hari.

PETA DESA UNTUK DAERAH TERTINGGAL
Peta Desa Ngepung Yang Di Buat Oleh Dosen ITS Surabaya

3 dosen ITS yang berperan andil diantaranya yaitu Dr Eko Yuli Handoko, Ir Yuwono MT & Karina Pradinea Tucuan MEng. Peta pengembangan desa ini diciptakan dengan tema Pemetaan Desa Menggunakan Metode Partisipatif Untuk Pembangunan Desa & Kawasan khususnya untuk Desa Ngepung, Kec. Lengkong, Kab. Nganjuk, Jatim.

Mengapa peta desa untuk daerah tertinggal dibuat untuk Desa Ngepung ?

Karena Desa Ngepung sendiri saat ini masih memiliki kendala dalam ketersediaan air bersih, infrastruktur jalan yang kurang layak, serta penerangan jalan utama di desa yang masih minim.

Maka dari itu, 3 dosen ITS tersebut melakukan pengabdian masyarakat dengan membuat peta desa & peta potensi desa untuk mengatasi masalah yang ada di Desa Ngepung tersebut. Peta desa itu nantinya bisa digunakan sebagai persiapan tata ruang desa, referensi pembangunan akses jalan / irigasi air dengan menggunakan informasi topografis serta sebagai patokan batas wilayah desa.

Menurut dosen ITS itu, ada sekitar 6 kebutuhan peta desa yang dibutuhkan Desa Ngepung saat ini yaitu untuk mengetahui wilayah sekitar Desa Ngepung, mengetahui potensi desa yang bisa dikembangkan, menyelesaikan sengketa batas wilayah, pengelolaan BUMDes, untuk pendataan aset desa dan untuk mempersiapkan perencanaan pembangunan infrastruktur desa.

Dosen ITS yang ahli dalam bidang Geodesi Satelit Kelautan dalam membuat peta desa ini menggunakan metode partisipatif. Metode partisipatif ini merupakan metode yang dilakukan dengan melibatkan publik untuk mengumpulkan data & menganalisis isu disekitar wilayah Desa Ngepung, caranya adalah mengidentifikasi dan menggambarkan fitur geospasial dengan menggunakan alat dan teknologi khusus pemetaan.

Nah, metode yang digunakan itu dapat memberikan ruang yang amat lebar antara pemerintah & masyarakatnya serta terdapat 2 elemen penting dalam pemetaannya, diantaranya yaitu menyajikan peta untuk desa yang tidak mempunyai foto udara. Mengapa seperti itu ? Hal ini dirancang untuk memudahkan desa mengkomunikasikan potensi desanya.

Yang kedua yaitu setelah peta desa ini jadi dengan menggunakan metode Rapid Rural Appraisal, para tim dosen ini akan melaksanakan pemetaan potensi desa dan melaksanakan program desa yang sudah dirancang bersama-sama.

Meskipun sedang pandemi Covid-19, program pengabdian masyarakat ini berjalan lancar sejak awal 2020 dan akan berakhir pada bulan Desember. Program pengabdian masyarakat ini bukanlah yang pertama, sebelumnya para dosen ITS sudah melakukan program pengabdian di daerah Desa Kandangan, Gresik. Namun pada saat di Desa Kandangan, para tim dosen ini belum menggunakan metode partisipatif sehingga peran masyarakat masih belum maksimal.

PETA DESA UNTUK DAERAH TERTINGGAL
Peta Desa Digital Dari Abdi Desa

Pada dasarnya peta desa saat ini bisa dibuat secara mandiri. Seperti layanan Abdi Desa yang memiliki fitur Peta Digital Desa. Cukup download dan daftar di aplikasi / website Abdi Desa, kita bisa membuat peta desa secara mandiri. Dengan Abdi Desa, semua bisa dibangun dengan mudah dan warga bisa mengakses di website publik jika data peta digitalnya sudah dibangun (sumber : liputan6.com / sumber lainnya).

SAKSIKAN VIDEO MENARIK DI BAWAH INI !

Layanan Peta Desa dari Abdi Desa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Dengan Kami